tag:blogger.com,1999:blog-16663930158378495192024-03-13T15:12:34.838-07:00Taman Reksa BumiKritikan Pedas Dari Sahabatmu Lebih Baik Dari Pada Pujian Dari MusuhmuSyafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.comBlogger24125tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-25496881307007731832012-06-07T05:23:00.001-07:002012-06-07T05:23:26.780-07:00Analisis GBP versus USD 7 Nei 2012Hati-hati bagi kawan-kawan yang lagi maen trading.. grafik minggu ini sedang "membabi celeng".. Kalau untung bisa banyak, kalo rugi juga banyak.. :D<br />
<br />
Kalau bisa jangan pasang Stop Loss.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-89663136848705465872011-10-27T05:28:00.000-07:002011-10-27T05:31:29.442-07:00Kesah Seorang HinaOleh: Orang yang Terhina<br />
<br />
Apa yang bisa dilakukan seorang hamba<br />
Jika Tuhan telah meninggalkannya<br />
Apa yang bisa dilakukan seorang manusia<br />
Jika dunia sudah tak menerimanya<br />
<br />
Apa yang bisa dilakukan seorang putra<br />
Jika orang tuanya sudah tak membimbingnya<br />
Apa yang bisa dilakukan oleh seorang siswa<br />
Jika sang guru terus menghukumnya<br />
<br />
Tidakkah kalian mengerti<br />
Kalau aku telah mati<br />
Kenapa kalian biarkan aku terbujur kaku<br />
Tidakkah kalian mampu untuk mengubur jasadku<br />
<br />
Ketika hidup aku kalian hinakan<br />
Kenapa setelah matipun aku kalian biarkan<br />
Buatkanlah liang lahat untukku<br />
Agar aku bisa beristirahat dan menutup mataku<br />
<br />
<br />
<br />
Sokaraja, 27 Oktober 2011Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-72064038221047595452011-09-20T16:40:00.000-07:002011-09-20T16:40:33.824-07:00Putu The Trouble Maker (Salak)Suatu hari Putu sedang berkumpul dengan kawan-kawannya di pinggir sungai. sambil menikmati aliran sungai mereka memakan buah salak yang mereka ambil dari kebun pesantren. ramai-ramai mereka memakan buah salak yang cukup banyak itu. ketika Putu baru menghabiskan satu buah salak dia melihat si Umi, santri putri pujaan hatinya lewat. diapun memandangi Umi hingga bayangan Umipun menghilang. Ketika Umi sudah berlalu dari hadapannya, Putu menengok lagi ke arah buah salak kesukaannya. Alangkah terkejutnya ketika Putu melihat semua buah salak hanya tersisa kulit dan bijinya saja yang berserakan di depan dia. Iwan yang duduk di sebelahnya meledek "wah Hebat benar kau, semua salak kau habiskan, hanya tersisa kulit dan bijinya saja". Sontak kawan-kawan Putupun tertawa terbahak-bahak. Tapi bukan putu kalau dia kehabisan akal. Putupun balik bertanya kepada kawan-kawanya, "wah, tapi aku kalah hebat dibanding kalian, bahkan kulit dan bijinya pun tak kalian sisakan".Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-22862433504767750432011-09-20T15:53:00.003-07:002011-09-20T15:53:49.775-07:00Hasrat CintaAwal kau cukup puas untuk sekedar melihatnya...<br />
Lalu kau mulai ingin mendengar suaranya...<br />
Kaupun mulai bicara dengannya...<br />
Semakin lama kau ingin memegang tanganya... Menciumnya... Memilikinya...<br />
Kasih sayang, cinta, dan nafsu menyelimutimu...<br />
Hasrat untuk memilikinya seutuhnya sudah tak terbendung, dan kau akan gila karenanya...<br />
<br />
Awal kau bicara "cukup aku melihatnya", kemudian kau bicara "cukup aku berteman dengannya", kemudian kau berucap lagi "cukup dia menjadi sahabatku", dan akhirnya kaupun berteriak "dia harus menjadi milikku"...Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-84620140618538874872011-09-20T12:50:00.000-07:002011-09-20T12:52:07.522-07:00Putu The Trouble Maker(suatu hari Putu menyembunyikan sandal milik Kyainya)<br />Abah Kyai: Cung sandal abah di mana?<br />Putu: Diambil Umi Bah anak santri putri.<br />Abah Kyai: tolong ambilin cung.<br />(putu pun pergi menghampiri Umi)<br />Putu: Umi aku disuruh abah nyium kamu.<br />Umi: ga mau!!!<br />(putu teriak) "ga boleh bah"<br />Abah kyai: kasih nduk.<br />(putu pun mencium pipi kanan Umi)<br />Putu: yang kiri mana?<br />Umi: ga mau!!!<br />Putu: bah yang kiri ga boleh.<br />Abah Kyai: kasih semua nduk.<br />Putu: "Alhamdulillah"Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-38400831117369798752011-02-28T17:30:00.000-08:002011-10-27T04:59:55.683-07:00AHMADIYAH: MEMBENARKAN ATAU MENYALAHKAN?Sekarang ini bangsa kita kembali dihebohkan dengan sikap penolakan umat Islam terhadap keberadaan jamaah ahmadiyah di Indonesia yang berujung kepada tindakan kekerasan. Tentunya kita memahami betul bahwa tindakan kekerasan seperti itu bukanlah tindakan yang bijak dan sama sekali tidak mencerminkan perilaku islami. Penolakan mayoritas umat Islam terhadap keberadaan jamaah ahmadiyah ini dilatarbelakangi oleh perbedaan penafsiran mayoritas umat Islam dengan jamaah ahmadiyah tentang masalah kenabian. Lalu bagaimana sikap yang harus kita ambil sebagai umat Islam? Tulisan ini tidak akan mengajak pembaca untuk memihak kepada salah satu pihak, tulisan ini hanya akan menyuguhkan kepada pembaca alternatif cara berfikir untuk menyikapi persoalan-persoalan yang berkaitan dengan masalah perbedaan khususnya masalah ahmadiyah. Hal ini penting karena issue yang diangkat dalam kasus ahmadiyah ini adalah tentang masalah aqidah, sesuatu yang menjadi fondasi keagamaan kita sebagai umat Islam.<br />
Terkait persoalan ahmadiyah ini, umat Islam terpecah menjadi tiga kelompok besar, yaitu kelompok yang mengatakan ajaran ahmadiyah “salah”, kemudian kelompok orang yang mengatakan ajaran ahmadiyah “benar”, dan yang terakhir yang berkata “jangan merasa paling benar” (kelompok yang tidak mengatakan salah dan juga benar kepada keduanya dengan argumentasi bahwa itu juga adalah masalah penafsiran manusia yang mempunyai kebenaran relatif, pernyataan itu juga sebenarnya oleh mereka lebih ditujukan kepada mereka yang menganggap salah ajaran ahmadiyah). Dari ketiga kelompok itu, yang sangat menarik untuk dikaji adalah kelompok terakhir yang berkata “jangan merasa paling benar” di tengah perdebatan sengit antara mayoritas umat Islam dan ahmadiyah, walaupun pernyataan ketiga ini terkesan netral dan bijaksana tetapi bagi saya pernyataan ini sama sekali tidak menunjukan sebuah kebijaksanaan atau bahkan sikap netral sama sekali. Dan sebelum kita bicara lebih jauh, pertama-tama saya akan berbicara tentang dasar logika yang saya pakai, sehingga pembaca bisa lebih utuh dalam memahami tulisan saya ini.<br />
Sesuatu dikatakan benar karena ada sesuatu yang salah, dan sesuatu dikatakan salah karena ada sesuatu yang benar. Ini adalah logika sederhana yang harus kita pahami terlebih dahulu sebelum kita berbicara lebih jauh tentang benar dan salah. Jika ada sebuah pertentangan, dalam hal ini adalah “benar” dan “salah”, maka kemungkinan yang ada adalah “benar salah satu”, “benar keduanya”, dan “tidak ada yang benar”. Jadi tidak ada kemungkinan yang menempati posisi di antara keduanya. dan seseorang akan mengambil sebagai sebuah keyakinan satu dari tiga kemungkinan itu – terlepas dari benar tidaknya keyakinan yang diambilnya. Orang yang tidak mengambil sama sekali satu dari tiga kemungkinan adalah orang yang masih ragu untuk memutuskan akan mengambil posisi di mana dalam menghadapi sebuah persoalan yang bertentangan. Dan orang yang telah memilih satu dari tiga kemungkinan itu berarti telah membuat pernyataan tidak langsung bahwa kemungkinan yang lain itu “salah”. Sebagai contoh, jika ada sebuah kasus pembunuhan, maka kita akan dihadapkan terhadap pilihan sikap untuk menanggapi kasus tersebut, yaitu berkata “membunuh itu salah, yang benar adalah tidak membunuh”, “membunuh itu benar, yang salah adalah tidak membunuh”, “membunuh dan tidak membunuh itu adalah salah”, atau “membunuh dan tidak membunuh adalah benar”. Dari empat pernyataan itu, maka kita harus mengambil satu sikap dan dengan kata lain akan mengatakan “salah” terhadap pernyataan yang lain. <br />
Sekarang kita bicara tentang kelompok ketiga yang berkata “jangan merasa paling benar”. Mereka beranggapan bahwa kebenaran penafsiran manusia itu bersifat relatif, kebenaran absolout adalah milik Allah. Jadi tidak pantas kita merasa paling benar. Tetapi sayang sekali, dengan berkata seperti itu sebenarnya mereka sendiri telah terjebak pada “merasa benar sendiri”. Untuk membuktikannya saya gambarkan dengan sebuah skema agar lebih mudah untuk dipahami.<br />
<br />
Merasa Sebuah keyakinan<br />
# Merasa benar = meyakini bahwa sesuatu itu benar<br />
# Merasa salah = meyakini bahwa sesuatu itu salah<br />
# menganggap tidak benar jika merasa dirinya paling benar/paling salah = keyakinan bahwa berfikir paling benar/paling salah adalah salah<br />
<br />
Dalam konteks ahmadiyah:<br />
# Mayoritas umat Islam mengatakan ajaran ahmadiyah salah = meyakini bahwa ajaran ahmadiyah salah<br />
# Warga Ahmadiyah mengatakan ajaran ahmadiyah benar = meyakini bahwa ajaran ahmadiyah benar<br />
(keduannya bisa disimpulkan adalah orang-orang yang oleh kelompok ketiga disebut orang yang “merasa paling benar”) <br />
# sebagian umat Islam mengatakan “jangan merasa paling benar” = meyakini bahwa merasa diri paling benar adalah salah<br />
Kesimpulan:<br />
Kelompok ketiga meyakini bahwa tidak merasa paling benar adalah keyakinan yang benar, dan merasa paling benar adalah keyakinan yang salah<br />
Kelompok ketiga merasa keyakinan mereka paling BENAR dan keyakinan yang “merasa paling benar” adalah SALAH<br />
Kelompok ketiga merasa paling benar dengan mengatakan jangan merasa paling benar<br />
<br />
Penyataan kelompok ketiga juga menunjukan ketidakjelasan keyakinan yang dianut oleh mereka. Mereka tidak jelas mengambil sikap apakah mereka menganut keyakinan yang dianut mayoritas umat Islam, atau menganut keyakinan yang diyakini ahmadiyah, atau bahkan tidak menganut kedua-duanya. Padahal keyakinan yang sedang diperdebatkan adalah masalah aqidah yang menjadi fondasi keagamaan umat Islam.<br />
Apapun sikap yang kita ambil sebagai sebuah “kebenaran” maka kita harus siap untuk berkata kepada yang lain bahwa itu adalah sebuah “kesalahan”. Kita tidak akan bisa terhindar dari menyalahkan sesuatu ketika membenarkan sesuatu, begitu juga sebaliknya. Tetapi harus diingat, meyakini sebuah kebenaran mempunyai beberapa batasan yang harus benar-benar perhatikan, yaitu:<br />
1. Kebenaran manusia – termasuk hasil penafsiran terhadap sesuatu – itu bersifat relatif, sangat mungkin kebenaran yang sudah diyakini bisa tergantikan oleh kebenaran lain, sehingga ruang dialektika harus dibuka selebar mungkin. Hal ini juga akan menghindarkan kita kepada taqlid buta yang sama sekali tidak dibenarkan oleh Islam. Menggunakan cara-cara dialogis dalam menghadapi persoalan bisa menambah keyakinan kita terhadap apa yang kita anggap benar dengan rasional, dan juga bisa menjadi cermin apakah apa yang kita yakini selama ini adalah sesuatu yang benar. <br />
2. Meyakini terhadap sebuah kebenaran haruslah didasarkan kepada dalil-dalil dan rasionalitas yang bisa dipertanggungjawabkan. Bukan didasarkan kepada taqlid buta.<br />
3. Mempertahankan apa yang kita yakini adalah sesuatu yang wajar, tetapi dengan menggunakan cara-cara yang dibenarkan seperti melalui pintu diskusi atau yang lainnya, bukan melalui cara-cara kekerasan yang bersifat desdruktif. Reaksi desdruktif yang dipertontonkan kepada kita belakangan ini mengingatkan saya tentang awal kemunculan agama Islam di mana Nabi Muhammad Saw. dan umatnya mendapat perlakuan keras bahkan penyiksaan dan pembunuhan dari kaum kafir Quraisy. Terlepas dari benar tidaknya ajaran ahmadiyah, tetapi jika kita terus bersikap anarkis seperti ini terus maka apa bedanya kita dengan kaum kafir Quraisy ketika bereaksi terhadap ajaran Nabi Muhammad Saw. yang mereka anggap salah?<br />
Konflik ahmadiyah ini kemudian saya petakan menjadi tiga kemungkinan, yaitu:<br />
1. Ajaran Ahmadiyah benar dan mayoritas umat Islam salah<br />
2. Ajaran Ahmadiyah salah dan mayoritas umat Islam benar<br />
3. Ajaran kedua-duanya salah<br />
Tidak ada kemungkinan keempat yaitu “ajaran kedua-duanya benar”. Antara mayoritas umat Islam dan Ahmadiyah mempunyai keyakinan yang saling bertentangan dan itu tidak bisa menjadi sebuah kebenaran secara bersamaan. Ketiga kemungkinan inilah yang harus kita yakini salah satu dan dengan itu maka kita harus mengatakan “salah” kepada yang lainnya. Mengatakan “salah” juga bukan berarti menghalalkan tindakan kekerasan. Dengan meyakini salah satu kita telah mengambil sikap yang jelas dalam menanggapi permasalahan Ahmadiyah. Dan saya tekankan sekali lagi, dengan meyakini salah alah satu dari ketiga kemungkinan di atas bukan berarti saya mengamini ditutupnya ruang diskusi dan menghalalkan tindakan kekerasan. Justru dengan meyakini salah satu kemungkinan itu akan menjadi modal dasar kita untuk berdiskusi lebih jauh. <br />
Dan terkait masalah ajaran Ahmadiyah saya kembalikan kepada pembaca untuk memutuskan benar atau tidak ajaran yang dibawanya. Dan membuka ruang diskusi dengan mereka akan lebih bijak dari pada langsung menunjukan penolakan tanpa mau tahu argumentasi mereka.<br />
Walllahu a’lam.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-21653202846856035362011-01-15T01:26:00.000-08:002011-01-15T01:31:23.837-08:00NEO-NINGRATDi zaman yang modern ini, gelar kebangsawanan seperti Raden/Rara sudah bukan menjadi julukan sakral di mana rakyak jelata harus membungkuk – kalau perlu ngesot – ketika ingin menemui mereka. Walaupun sebenarnya gelar ini masih banyak yang memiliki, namun sudah sangat jarang yang memakainya, mungkin karena sekarang gelar kebangsawanan sudah tidak popular lagi. Kebanyakan mereka menggunakan nama mereka tanpa diberi gelar raden/rara di depannya, hanya sebagian kecil saja yang masih memakainya. Kehidupan mereka yang dahulu sangat eksklusif pun sekarang sudah mulai luntur. Banyak dari mereka yang bekerja di ruang-ruang publik dan sudah sangat terbiasa berinteraksi dengan rakyat kebanyakan. Ya, zaman memang sudah berubah, sekarang gelar bangsawan bukanlah gelar yang bisa menjamin kekuasaan dan kekayaan seperti zaman dahulu. Kalaupun itu masih berguna, penggunaan gelar kebangsawanan ini mungkin hanya akan berguna bagi segelintir orang saja, seperti di di Keraton Yogyakarta. Ya, darah biru sudah berubah warnanya menjadi merah.<br />Tetapi, dengan mulai lunturnya pengaruh bangsawan dalam kehidupan sehari-hari bukan berarti kehidupan eksklusif ala bangsawan ikut hilang. Sekarang darah putih telah berubah menjadi darah biru. Kehidupan eksklusif bangsawan di balik tembok keraton sekarang sudah menemukan tempat baru, di dalam dinding-dinding megah pesantren. tidak sedikit – kalau tidak boleh dikatakan banyak – keluarga pesantren yang hidup seperti di keraton. Santri-santri yang datang dengan niatan untuk menuntut ilmu, banyak sekali yang diperlakukan seperti pembantu. Ada yang bertugas memasak, mencuci, membersihkan halaman, membersihkan rumah, ada yang jadi Khadam (istilah untuk memperhalus kata “babu”) yang harus siap selalu untuk di perintah Gus/Ning mereka (Panggilan khas anak-anak Kyai). Dan sayang sekali, hal seperti itu ternyata sudah mendapat legitimasi oleh banyak kyai dengan setumpuk kitab sebagai rujukan. Membantu untuk meringankan beban guru dan keluarganya memang wajib dilakukan oleh para santri yang sedang mencari ilmu dan ngalap berkah. Tetapi itu bukan menjadi alasan keluarga pesantren untuk memerintah para santrinya seenaknya sendiri, tak terkecuali sang Kyai sebagai gurunya.<br />Lebih lanjut, keeksklusifan kehidupan sebagian Gus dan Ning bisa dengan mudah kita saksikan di jejaring sosial seperti facebook. walaupun mereka mau menerima permintaan pertemanan banyak orang, tetapi di situ sangat terasa kesan keeksklusifannya. Mereka akan sangat mudah diajak berkenalan dan bercanda asal kita menyebutkan anak Kyai mana, dan pondok mana. Jika tidak, maka anda harus berjuang keras untuk bisa masuk ke komunitas mereka.<br />Tulisan ini tidak bermaksud menjustifikasi secara merata seluruh kehidupan di pondok pesantren. karena masih sangat banyak pesantren dan keluarga pesantren yang mempunyai konsep pendidikan yang baik bagi santri-santrinya, dan hidup dengan penuh kesederhanaan tanpa mengandalkan bantuan dari santri-santrinya. Yang penulis tuliskan di sini hanya mereka-mereka kaum “terhormat” yang telah buta oleh kehormatan saja. penulis pun adalah orang yang sangat ta’dzim dengan pesantren dan menggantungkan berjuta harapan kepadanya. Tulisan ini pun muncul dari analisis penulis pribadi yang mungkin bersifat subjektif. Jadi, jika ternyata tulisan ini ternyata salah mohon diklarifikasi. Penulis tunggu tanggapannya.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-66409242143864746792010-12-13T23:37:00.000-08:002010-12-13T23:38:24.548-08:00Anjing dan Babi (Episode 2)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBUWX5SWw26bxt9Ven5ThCSqnSfDYd6ABbgSOERKCUXIJI4sLogfovM8mG_9-5IbcTECD2MkUGyBRdwtwgUDauP8JHOhLGyF29upKomgRdiJt5kJvj7rcuOAiKqNfXSffOjAdB_xFAt4g/s1600/anjinm.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgBUWX5SWw26bxt9Ven5ThCSqnSfDYd6ABbgSOERKCUXIJI4sLogfovM8mG_9-5IbcTECD2MkUGyBRdwtwgUDauP8JHOhLGyF29upKomgRdiJt5kJvj7rcuOAiKqNfXSffOjAdB_xFAt4g/s320/anjinm.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5550439062766925586" /></a><br />Anjing: Bab, kasian lho y...<br /><br />Babi: Emang knp?<br /><br />Anjing: jadi makanan manusia... liat donk guwe disayang sama mereka...<br /><br />Babi: ah g papa... dr pada jadi loe... ANJING...<br /><br />Anjing: maksud loe?<br /><br />Babi: loe g marah dikasih nama pke nama manusia? manusia sj marah klo mereka dikasih nama anjing.<br /><br />Anjing: @#!?^*:Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-54030988072851236722010-12-06T19:50:00.000-08:002010-12-06T19:53:27.380-08:00Terimakasih untuk Setan<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuMGYGqCCM5mn9tqXi05-NE-p1TA_ROoUywwn7dunoPy3h8XOKoD1_NMex9zon2hIz9QPaVlqpqpkx4SyDZdr_8qyxpv9sBxvt3ERVNvp7GOVKE93SJVc2v_BSbkTsO_Z1w3GO5J3fvr0/s1600/seetan.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 231px; height: 218px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiuMGYGqCCM5mn9tqXi05-NE-p1TA_ROoUywwn7dunoPy3h8XOKoD1_NMex9zon2hIz9QPaVlqpqpkx4SyDZdr_8qyxpv9sBxvt3ERVNvp7GOVKE93SJVc2v_BSbkTsO_Z1w3GO5J3fvr0/s320/seetan.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5547783488746327746" /></a><br /><span style="font-weight:bold;">(catatan ini dibuat untuk menhormati sang guru sejati penulis atas semua jasanya yang telah memberikan banyak sekali pelajaran berharga dalam hidup penulis)<br /></span><br /> <br /><br />Di saat manusia-manusia angkuh yang merasa suci terus mengutuk semua tindakan setan sang guru sejati, justru beliau semakin istiqomah untuk menjalankan tugas sucinya, yaitu menyesatkan umat manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang arti keistiqomahan.<br /><br /> <br /><br />Di saat manusia terpecah belah karena egoisme dan rasa ingin menang sendiri, justru beliau semakin mempererat persatuan dengan saudara-saudara mereka dalam menjalankan tugas sucinya, yaitu menyesatkan umat manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang arti persatuan.<br /><br /> <br /><br />Di saat manusia saling mendahului dan saling menghancurkan demi kepentingan diri sendiri, justru setan saling memberi kesempatan dan saling membantu untuk menyesatkan umat manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang tenggang rasa dan gotong royong.<br /><br /> <br /><br />Di saat semua manusia saling membunuh atas nama keadilan dan atas nama Tuhan, justru setan semakin memperkokoh persaudaraan mereka demi tercapainya tujuan suci mereka, yaitu menyesatkan umat manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang perdamaian dan persaudaraan.<br /><br /> <br /><br />Di saat manusia melalaikan Tuhan, ingkar kepada-Nya, menghianati janji-janjinya, justru setan semakin teguh memegang janjinya kepada Tuhan untuk menyesatkan manusia. dan dari beliaulah saya belajar menepati janji.<br /><br /> <br /><br />Di saat manusia tanpa rasa takut kepada Tuhan untuk mengingkari semua perintah-Nya dan justru melakukan hal-hal yang dilarang oleh-Nya, justru setan dengan berani dan enggan sujud kepada manusia yang 'angkuh' di saat semua malaikat sujud tanpa mau bertanya alasanya, setan juga dengan penuh janji neraka yang akan diberikan kepadanya kelak dengan penuh penghormatan memohon izin kepada Tuhan untuk menyesatkan umat manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang rasa takut dan keberanian.<br /><br /> <br /><br />Di saat manusia dengan kesombongannya terus berfikir tentang cara mengalahkan setan (yang jelas-jelas lebih cerdas dan luas pengetahuannya), setan justru semakin merasa benar akan penolakannya untuk tunduk kepada manusia. dan dari beliaulah saya belajar tentang kesombongan.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-35769187387923848972010-12-06T19:48:00.000-08:002010-12-06T19:50:31.851-08:00Anjing dan Babi<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8UF9ngQ0EiXSFIQw5jZMhCCX0MA_SaMejhV38YubPRRpT0c9vQufLAyE9RFB6jgpfX-zzcmo7MnhcCivoK_i10MJIQvubJ2N6DBUmVUcEHla8jcoZDTtyGw6eXOnrz3pm52P33WAQUF4/s1600/anjinm.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 274px; height: 184px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEg8UF9ngQ0EiXSFIQw5jZMhCCX0MA_SaMejhV38YubPRRpT0c9vQufLAyE9RFB6jgpfX-zzcmo7MnhcCivoK_i10MJIQvubJ2N6DBUmVUcEHla8jcoZDTtyGw6eXOnrz3pm52P33WAQUF4/s320/anjinm.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5547782724487518946" /></a><br />Anjing: bab, knp loe marah2?<br /><br />Babi: iya nih njing,.<br /><br />Anjing: knp? Baby: gini, td pagi guwe kn jalan2, ehh palah nyasar keperkampungan mnsia... nah disana guwe dilempari pake batu sambil diteriaki "Babi Busuk"<br /><br />Anjing: lah loe kan emang bau busuk?<br /><br />Baby: y tahu, tp kn g perlu dibusuk2in... lgian pa slah guwe coba? guwe kn cuma lewat, lgian tu jg gara2 nyasar... dn jg guwe g pernah tu nglempari manusia pke batu waktu dia ngrusak kampung guwe...<br /><br />Anjing: y iya lah GOBLOG... loe kn g pny tangan...<br /><br />Babi: loh loe ko' nggoblog2in guwe?<br /><br />Anjing: krn loe goblog<br /><br />Babi: dasar ANJING loe...<br /><br />Anjing: loe ko loe ngatain guwe ANJING?<br /><br />Babi: lah nama loe kn emang anjing?<br /><br />Anjing: guwe emang anjing, tp g perlu dianjing2in...Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-29496445746721439072010-12-06T19:44:00.000-08:002010-12-06T19:47:07.313-08:00AGAMA TAK BISA DILOGIKA?Oleh: Muhammad Syafiq Najmuddin<br /><br />Selama ini kita selalu dijejali dengan dogma-dogma yang menjadikan kita budak-budak dalam agama. Kita harus mematuhi semua yang diajarkan di dalam suatu agama tertentu – agama islam bagi penulis – tanpa mengetahui alasan maupun tujuan dari semua dogma atupun doktrin yang diajarkan kepada kita. Jika kita mempertanyakannya, apalagi sampai kita melanggarnya kita akan mendapat predikat ahli bid’ah, munafik, kafir. Tidak menutup kemungkinan juga kita akan mendapat perlakuan kasar. Karena, bagi mereka agama itu “tidak bisa dilogika”.<br />Benarkah agama tidak bisa dilogika? Jika agama tidak bisa dilogika maka benar apa yang dikatakan Marx bahwa agama itu “Candu”. Agama hanya menjadi pelipur lara dan tempat manusia berpasrah diri – bahasa lain menyerah – kepada Tuhannya. Tempat para manusia lari dari realitas kehidupan yang sulit. Tempat manusia berkeluh kesah dan mengharap solusi yang dating dari langit. Dan lebih parah, agama akan selalu menjadi legitimisi sebuah hegemoni kekuasaan yang buruk. Cukup dengan berkata “ini perintah Tuhan” atau “ini larangan Tuhan” maka legitimasi didapatkan oleh mereka yang ingin mendapatkan pembenaran dari apa yang akan atau sudah dia lakukan, walaupun perbuatannya tidak bisa diterima oleh akal sehat.<br />Jika demikian yang terjadi maka agama harus buang jauh-jauh dari kehidupan umat manusia. Karena agama hanya akan semakin menyesatkan manusia. Agama yang tidak rasional, tidak bisa dilogika adalah tak lebih dari sampah busuk yang harus dimusnahkan. Semua dogma dan doktrin yang muncul dari agama haruslah bisa berimplikasi tidak hanya di akhirat tetapi juga berimplikasi positif di dunia. Agama tidak boleh menjadikan manusia individualis bahkan anarkis, agama harus bisa menciptakan dimensi keadilan bagi kehidupan umat manusia. <br />Selama ini janji kehidupan akhirat bagi saya tak lebih seperti obat sakit kepala dan kehidupan yang sulit pemeluknya adalah sakit kepalanya. Jika pemeluknya sakit kepala maka mereka akan minum obat itu, jika mereka sudah sembuh mereka akan melupakannya, jika mereka sakit lagi maka mereka akan memakannya kembali. Sehingga pada hakekatnya obat itu tidak bisa menyembuhkan penyakit sang penderita. Obat itu hanya menyembuhkan sementara saja.<br />Lihatlah realitas sekarang ini, para pemeluk agama yang taat selalu menjadi pecundang dalam kehidupannya. Mereka hanyalah para petani yang selalu diperas oleh para tengkulak, mereka hanyalah para kyai/ustadz yang selalu menjadi bulan-bulanan para politisi ketika moment pemilu tiba. Jika demikian yang terjadi, maka untuk apa selama ini agama ada? Atas nama agama lah para manusia saling membunuh, kebencian menyebar di mana-mana., Antar pemeluk agama saling membununh, lihatlah tragedi perang salib, holocaust, Poso, Ambon, dan masih banyak tempat lainnya. Mereka semua selalu berdalih pembunuhan yang mereka lakukan selalu atas perintah Tuhan.<br />Semua itu terjadi karena para pemeluk agama selalu menjalankan agamanya tanpa akal sehat, semua hanya didasarkan pada taqlid yang membabi buta. Ya bagi mereka untuk apa menggunakan akal sehat, toh agama tidak bisa dilogika, jadi asal ada teks “suci” atau fatwa berarti semua tindakan yang akan/sedang/sudah dilakukan berarti mendapat pembenaran. Dan sekali lagi, agama di sini tak lebih dari sekedar “candu” bagi masyarakat.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-2464128566353642392010-05-16T20:16:00.000-07:002010-05-16T20:51:27.487-07:00OtokritikKenapa tidak ada yang melakukan kritik secara terbuka - karena tidak menutup kemungkinan kritik tidak dilakukan secara terbuka - kepada kita dalam bentuk apapun? Entah tulisan atau yang lainya? Apakah karena kita memang sudah sangat sempurna sehingga tidak ada satupun yang perlu dikritisi dari kebijakan kita baik di intern organisasi maupun ekstern organisasi? Atau karena memang kita semua terlalu apatis? atau dengan kata lain "ahhh yang penting saya tidak dirugikan"? Atau sebenarnya ada yang ingin mengkritisi tetapi terlalu takut untuk melakukannya?<br />Menjawab pertanyaan yang pertama, apakah kita sudah sangat sempurna? Tentunya jawaban ini akan terlalu subjektif untuk dijawab. Jawaban yang diberikan tentunya akan sangat beragam, tergantung siapa yang berbicara, latar belakangnya, dan juga apa kepentingannya. Oleh sebab itu, mungkin untuk alasan yang pertama ini kurang masuk akal digunakan sebagai alasan untuk tidak mengkritik.<br />Yang kedua, Apakah kita terlalu apatis? Mungkin, alasan ini cukup masuk akal, karena banyak dari kawan-kawan kita cenderung bersikap masa bodoh, atau paling banter aktif berorganisasi tetapi hanya sebatas sebagai "buruh" yang tidak tahu apa-apa. yang penting kita aktif, punya kegiatan sehingga organisasi terlihat punya kegiatan, tanpa tahu apakah kegiatan itu sesua dengan visi misi, dan apakah kegiatan itu sesuai dengan kebutuhan.<br />Atau yang ketiga, mereka terlalu takut untuk melakukan kritik? Alasan ini mungkin ada benarnya juga. Di sinilah kita harus melakukan otokritik bersama, apakah selama ini "kita" terlalu arogan sehingga tidak ada yang berani untuk mengkritisi kebijakan-kebijakan yang dilakukan oleh "kita"? Baik yang mengkritisi itu kawan-kawan di luar organisasi kita atau bahkan orang yang ada di organisasi itu sendiri. Atau apakah mereka para pengkritik terlalu pengecut untuk melakukan kritik baik itu lewat tulisan ataupun yang lainnya?<br />Tak ada kritik dalam organisasi bukanlah sebuah hal yang menggembirakan, justru itu pintu bagi kemunduran atau bahkan kehancuran dalam sebuah organisasi. Kalau kita sudah merasa benar, sudah merasa pintar, sudah merasa sempurna sehingga kita tidak perlu ada kritik keada kita, lalu buat apa kita belajar di organisasi?<br /><span style="font-style:italic;">Wallahu a'lam Bishshowab.</span>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-87364391043682714552010-02-19T02:48:00.001-08:002010-06-23T00:17:12.430-07:00SARUNG CINTA (Episode Pertama: BASAH)Siapa yg tdk benci kdp para penjajah? siapa yg suka dijajah? tentunya semua ingin hidup bebas dari penjajahan, begitu juga bangsa indonesia yg begithu kenyang dg yang namanya penjajahan.. Mbah2 kita dahulu berjuang mengorbankan jiwa, raga dan harta utk mendapatkan kemerdekaan.. Bahkan saking bencinya mbah2 kita kpd para penjajah sampe2 orang islam dilarang memakai celana oleh para Kyai... kata mbah Kyai santri itu harus pake sarung... jangan pake celana, "aja melu2 wong landa", nasehat si mbah kpd para santri dg penuh emosi, "man tasyabbaha bi qaumin fahuwa minhum", lanjut si mbah menguatkan...<br /><br />Tapi ya sudahlah... Kisah ini tdk menceritakan hal itu...<br /><br />kisah ini di mulai tahun 1989 di desa Pamijen-Banyumas ketika seorang bayi laki2 mungil lahir kedunia dengan segala kelucuanya... tepatnya dibulan agustus... sayang tanggalnya dirahasiakan... tapi tak apalah... kita lanjut saja...<br /><br />(Utk mempersingkat waktu)... 18 Tahun Kemudian...<br /><br />Pukul 12 malam si Ahmad Namanya, duduk dg berselimut sarung kesayangannya dia bertarung dg bintang2 yg bertaburan di langit, siapa yg paling kuat bertahan utk saling menatap... "wah ko tambah banyak y...?" gerutu si Ahmad melihat bintang2 yg terus berdatangan seakan-akan matanya melotot dan segera meluncur ke arah Ahmad... Tapi Ahmad bukanlah orang yg mudah menyerah, dia tdk mau dikalahkan oleh bintang... Dia ingin membuktikan bahwa dia lebih kuat bertahan...<br /><br />satu jam, dua jam berlalu... tapi bintang tak kunjung pergi, justru semakin banyak... padahal malam semakin sunyi dan nyanyian burung hantu berusaha dh kers utk menidurkan si Ahmad... Tapi sekali lagi dia adl orang yg pantang menyerah... Dia terus memandangi bintang2 sepanjang malam... Lantunan adzan Subuh nan merdu dari Man Ruri pun tak dihiraukannya lagi, Matanya tak mau berkedip khawatir dia tak melihat kalo2 ada bintang yg kabur, mulutnya tertutup rapat dan telinganya tetap bersiaga jangan2 para bintang berbisik2 utk berbuat curang...<br /><br />Hingga akhirnya sang fajar menampkan kegarangannya hingga para bintang pun pergi saking takutnya... Pikir si Ahmad... dia kemudian berbaring dan dan dg senyum mengejek berkata, "kemana teman2mu?" tanya si Ahmad kpd bintang yg sendirian karena ditinggal pergi teman2nya... "hahahaha, sampai kapan kau akan bertahan disitu?" ejek Ahmad... waktu terus berjalan dan sang mentari semakin menampakan kesangarannya, sang bintang pun akhirnya juga, mungkin karena tak tahan dg panasnya...<br /><br />Sambil tersenyum sinis, "akulah sang pemenang"... dia berteriak dalam hati hingga urat2 yg tengah tertidurpun terkejut bukan kepalang... dan ....... Byuuuurrrrrrrrr.... "SHALATTTTTTTTTTTTTTTTTT".... Teriak Ibu Ahmad sambil membawa ember yg sudah kosong... dan, BASAH...Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-23889305216629809092010-02-18T19:12:00.000-08:002010-02-18T19:14:19.081-08:00BELAJAR...!<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Yti-t95cYACh-jnRk185XAiopei6Xg-SNgKgEWmTtKKE0MdVm70j5Wmzjgrc7x03ky-q7lDk4he_IjDNcm8nC0dvXqnZcGlTJuhTA28SQceCn-RlGIlhpy1K3vV-Ijw_aJnoYfjD4Ow/s1600-h/belajar.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 110px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh8Yti-t95cYACh-jnRk185XAiopei6Xg-SNgKgEWmTtKKE0MdVm70j5Wmzjgrc7x03ky-q7lDk4he_IjDNcm8nC0dvXqnZcGlTJuhTA28SQceCn-RlGIlhpy1K3vV-Ijw_aJnoYfjD4Ow/s320/belajar.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439787383957095842" /></a><br />Aku belajar dari bangsa China tentang Keuletan...<br /><br />Aku belajar dari bangsa Jepang tentang Kesetiaan...<br /><br />Aku Belajar dari Bangsa Romawi tentang ambisi dan kekuasaan...<br /><br />Aku belajar dari bangsa Mongol tentang kekejaman dan keberanian...<br /><br />Aku belajar dari bangsa Eropa tentang Penindasan dan Kebebasan...<br /><br />Aku belajar dari bangsa Yunani tentang Kebudayaan...<br /><br />Aku belajar dari bangsa Afrika tentang Ketidakadilan...<br /><br />Dan aku belajar pada bangsaku sendiri tentang Kemunafikan...Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-76357655647901578212010-02-17T03:21:00.000-08:002010-02-17T03:38:22.465-08:00Kisah si Tikus<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYqwSeQsj4B3QWFfqwGgkoEqfaQjuBXiwkL6aLTOITRPPzLy4iqVnitCiP7dtDkY55UFW8zQfLbEStHnLMkAUfdPPW2kQGmNeK3DwlcjOZJ8ae1B5ElPdvcwofuC7HZVyVjSFwsRKtVI/s1600-h/kucing.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 124px; height: 93px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEiyYqwSeQsj4B3QWFfqwGgkoEqfaQjuBXiwkL6aLTOITRPPzLy4iqVnitCiP7dtDkY55UFW8zQfLbEStHnLMkAUfdPPW2kQGmNeK3DwlcjOZJ8ae1B5ElPdvcwofuC7HZVyVjSFwsRKtVI/s320/kucing.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439175333143891410" /></a><br />Kenapa tikus dari dahulu sampai hari ini menjadi makanan kucing? Kenapa dari generasi ke generasi tikus tidak bisa menemukan sebuah solusi agar tidak lagi menjadi makanan kucing? apakah karena para tikus memang bodoh atau kucing yang terlalu pintar? Atau ada jawaban lain?<br /><br />Al Kisah (Jangan tanyakan keshahihan cerita ini, karena kemungkinan tidak shahih)... <br />Diceritakan Pada zaman dahulu tikus mengadakan sebuah pertemuan besar-besarm yang bertujaun untuk menghetikan kekejaman kucing yang selalu memangsa mereka... hampir semua kucing dari berbagai ras berkumpul baik tua ataupun muda... Mereka semua serius mencari sebuah solusi untuk menghentikan kekejaman para kucing...<br /><br />Lalu ada seekor tikus yang mengajukan usul,"bagaiman jika kita melakukan perlawanan dan membunuh para kucing?", kemudian seekor tikus bertanya, "bagaimana caranya? kita terlalu lemah untuk menghadapi mereka?" karena tidak ada yang bisa menjawab akhirnya usul itu ditolak...<br /><br />Kemudian ada seekor tikus muda yang cerdas memberikan usul, "bagaimana jika kita menaruh lonceng di leher kucing sehingga saat mereka mendekat akan terdengar suara lenceng tersebut?" Usul yang bagus itu diterima dengan suara bulat, tapi tiba-tiba ada seekor tikus tua yang bertanya, "lalu siapa yang akan menaruh lonceng itu di leher kucing tersebut?" Ternyata tidak ada seekor tikuspun yang berani...<br /><br />Akhirnya pertemuan itupun berakhir tanpa hasil, dan sampai hari ini para tikus tetap menjadi mangsa para kucing.. kasian...<br /><br />(Sebuah pelajaran berharga, perjuangan selalu membutuhkan pengorbanan, jika tidak berani berkorban janganlah mengharapkan suatu perubahan)Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-75319327255955428102010-02-17T03:13:00.000-08:002010-02-17T03:14:49.983-08:00Sepakat...! Hilangkan Semester Pendek (SP)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNilGsWFj_CMXmu10KM4DKSYo624-Glm39SF45eeaDGxgRVBWFjmmpkKfCIHff2cavYFwiNWC5c625uf_bN8zqXTbRecJv_cooTmZ623wIPWGJ-tZ1dIDMvPePJfxPJLOqMUWSnlIGU90/s1600-h/stain.jpg"><img style="float:right; margin:0 0 10px 10px;cursor:pointer; cursor:hand;width: 118px; height: 102px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhNilGsWFj_CMXmu10KM4DKSYo624-Glm39SF45eeaDGxgRVBWFjmmpkKfCIHff2cavYFwiNWC5c625uf_bN8zqXTbRecJv_cooTmZ623wIPWGJ-tZ1dIDMvPePJfxPJLOqMUWSnlIGU90/s320/stain.jpg" border="0" alt=""id="BLOGGER_PHOTO_ID_5439169264580910770" /></a><br />Kebijakan yang sangat tepat menurut saya telah diambil pihak Kampus STAIN Purwokerto dengan menghapuskan program semester pendek (SP). tetapi sayangnya kebijakan itu sedang diperjuangkan kembali oleh sebagian atau bahkan mungkin sebagian besar kawan-kawan mahasiswa. mungkin yang menjadi pertanyaan adalah kenapa justru saya mendukung penghapusan SP disaat sebagian besar kawan2 mahasiswa bahkan mereka yang duduk Lembaga Kemahasiswaan berusaha agar SP diadakan kembali.<br /><br />Banyak sekali alasan yang membuat saya tidak sepakat dengan diadakannya program SP... Pertama, Diadakannya program SP adalah sangat menciderai semangat pendidikan sebagai sbuah proses. mereka mengambil program SP rata2 beralasan, jika tidak untuk mempercepat perkuliahan maka untuk memperbaiki nilai mereka yang jelek dg cara yg cepat. tentu hal ini tidak sejalan dengan semangat pendidikan itu sendiri, pendidikan telah dianggap hanya sebagai sebuah instrumen untuk meraih tujuan pragmatis saja... pendidikan sudah tidak lagi dihargai sebagai sebuah proses... Yang memprihatinkan adalah program ini semakin mengarahkan kawan-kawan mahasiswa untuk terjerumus pada paradigma yang pragmatis di mana yang penting bukanlah apa yang didapatkan selama perkuliahan, tetapi berapa nilai yang mereka dapat... Dan sekali lagi ini sangat menciderai semangat pendidikan... Kedua, program SP ini dimanfaatkan oleh oknum dosen untuk mengeruk keuntungan finansial dari program ini. dan parahnya, kawan-kawan peserta SP pun tidak merasa risih dengan ini, justru senang-senang saja asal nilai yang didapat bagus...<br /><br />Kisah yang cukup membuat saya tertawa geli adalah ketika diadakan audiensi kawan-kawan mahasiswa yang duduk LK dengan pihak Kampus yang salah satunya membahas tentang program semester pendek, ternyata antara pihak kampus dan kawan-kawan mahasiswa berbeda pendapat tentang tujuan diadakanya SP. Jika pihak kampus dulunya mengadakan SP bertujuan untuk akselarasi tetapi karena banyak disalah gunakan, seperti untuk proyek oknum dosen dll sehingga akhirnya dihapus, maka kawan-kawan yang hadir pada waktu itu justru memperjuangkan adanya SP agar bisa memperbaiki nilai-nilai mereka yang jelek.. Yang membuat saya tertawa geli dan terheran-heran adalah alasan yang mereka semua keluarkan menurut pendapat saya tidak ada satupun yang sesuai dengan semangat pendidikan sebagai sebuah proses...<br /><br />Jika proses pendidikan hanya dimaknai sebatas untuk mendapatkan nilai, maka universitas telah kehilangan kelaminya yang dulunya merupakan tempat untuk mencari kebenaran, dan tak ada bedanya dengan lembaga-lembaga kursus. Jika ada yang mengatakan seluruh mahasiswa STAIN Purwokerto mendukung diadakan kembali program SP maka saya adalah orang yang akan menentangnya.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-25979058248709822372010-02-15T16:09:00.000-08:002011-10-25T23:35:46.513-07:00Islam Yang Membebaskan<div class="separator" style="clear: both; text-align: center;"><a href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWuq1JYUxxJE-rfYA33XzZTznMmkThtNXEgUH9x4R3SGRt5zICmWHcs4Mvu5RGW_DRGHsHwSRAaPAG4BIEXidzcbe7JcFmeNNlzW1DBFc-5_HT-mnZoH6FguJMDWAsbrG-7R8hSERK_P4/s1600/1.jpg" imageanchor="1" style="clear:left; float:left;margin-right:1em; margin-bottom:1em"><img border="0" height="89" width="124" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEgWuq1JYUxxJE-rfYA33XzZTznMmkThtNXEgUH9x4R3SGRt5zICmWHcs4Mvu5RGW_DRGHsHwSRAaPAG4BIEXidzcbe7JcFmeNNlzW1DBFc-5_HT-mnZoH6FguJMDWAsbrG-7R8hSERK_P4/s320/1.jpg" /></a></div><br />
"Bagi saya manusia tidak dibedakan antara mereka yang beriman dan mereka yang ateis,tetapi dibagi antara mereka yang tertindas dan mereka yang menindas,antara mereka yang mempertahankan tatanan masyarakat yang tidak adil ini dengan mereka yang berjuang demi tegaknya keadilan" Frei Betto<br />
<br />
Sungguh ironis, Orang Islam sekarang hanya terjebak pada perdebatan pinggiran yang bersifat ritualistik dan formalistik. Pintu ijtihad dianggap telah tertutup dan dalam kehidupan sehari-hari, mulai dari urusan teologi sampai masalah fiqih selalu merujuk kepada Ulama-ulama abad pertengahan - secara membabi buta tanpa sikap kritis- seakan-akan kehidupan masyarakat dahulu sama dengan masyarakat sekarang yang hidup di bawah bayang-bayang sistem yang menindas. Ada juga mereka yang selalu mengatakan mengikuti Al Qur'an dan Sunah Nabi, tetapi sebenarnya mereka merujuk pada Ulama-ulama tertentu juga.<br />
Setiap hari Umat Islam hanya dijejali dengan dogma-dogma tentang "Surga dan Neraka". Padahal yang mereka butuhkan sekarang adalah tempat tinggal, makanan, pekerjaan, tanah, dan sebuah sistem yang adil yang tidak hanya menguntungkan segelintir kaum elit saja. Apalah artinya shalat atau melakukan kegiatan yg bersifat ritualistik jika mereka tetap bersifat acuh tak acuh terhadap kondisi di lingkungannya, atau bahkan merupakan salah satu dari mereka "kaum elit" yang berjasa dalam melanggengkan sistem yang sangat "menghisap" rakyat miskin.<br />
Orang-orang yang kelaparan ini hanya diberi nasehat-nasehat usang yaitu "sabar" dan "banyaklah beribadah". Tetapi itu tidak menyelesaikan masalah mereka jika tatanan masyarakat yang tidak adil masih tetap kokoh berdiri di mana kekayaan terus terpusat kepada orang-orang "elit" yang kekayaannya adalah didapat dengan cara memeras tenaga para buruh dan petani. Manusia bukanlah sebuah wayang - seperti dogma yang diajarkan dari zaman bani Ummayyah yg hingga kini masih menjadi keyakinan yang dianut banyak umat Islam - yang tidak punya daya untuk melakukan sesuatu tanpa kehendak Tuhan. Manusia tidak boleh tunduk kepada sistem yang "menghisap" ini dengan mengatakan ini "takdir Tuhan".<br />
Islam lahir dalam kondisi Makkah yang tengah berkembang menjadi sebuah pusat perdagangan yang penting, di mana orang-orang miskin, lemah, dan terlantar sudah tidak mendapat perlindungan lagi. Para pedagang terus memperkaya diri dengan melakukan berbagai cara, diantaranya adalah membuat sistem monopoli di kawasan mereka. Keadaan Makkah pada waktu itu tengah mengalami kebangkrutan moral. Kebangkrutan moral inilah yang menjadi alasan kenapa zaman sebelum Islam disebut "zaman jahiliyah". Bukan berarti orang-orang Arab adalah bangsa yang bodoh yang tak berpendidikan. Tetapi dikatakan jahiliyah karena mereka hidup tanpa "akhlak" yang kemudian diajarkan oleh Nabi Muhammad Saw.<br />
Menurut Asghar, Dakwah Nabi Saw. pada masa-masa awal mendapat simpati dan dukungan dari para kaum "mustad'afin" karena dakwah revolusionernya tentang persamaan derajat, hak dan kewajiban. Dakwah revolusioner dengan kalimat Tauhid "Laa Ilaaha illallah", Nabi Muhammad Saw. tidak hanya menolak berhala-berhala yang ada, tapi juga menolak mengakui otoritas kepentingan yang berkuasa dan stuktur sosial yang ada pada masa itu. Jadi, penolakan para pedagang dan orang-orang yg berkuasa saat itu tidaklah sekedar masalah penolakan Nabi Saw. kepada berhala2 saja, tetapi terhadap gugatanya terhadap otoritas mereka dan struktur sosial yg ada.<br />
Sudah saatnya Islam berpean sebagai sebuah kekuatan untuk membebaskan kaum mustad'afin dari penindasan kaum mustakbirin. Sudah saatnya Islam tidak hanya menjadi sebuah penenang rakyat yang lapar dengan cerita tentang "surga dan neraka". Islam harus mampu menghancurkan tirani yang ada sekarang ini, mulai dari pribadi hingga penguasa yg menindas. Jika tidak, maka benarlah apa yg dikatakan oleh Marx bahwa agama itu tidak lebih dari sekedar "Candu untuk Rakyat".<br />
<br />
<i>Wallahhu a'lam.</i>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-84631604924735943032009-12-05T14:19:00.000-08:002009-12-05T23:22:15.969-08:00ARTI SEBUAH PERLAWANANOleh: Syafiq El_Mijeni<br /><br />Perlawanan tidaklah harus berarti pemberontakan dan penghianatan. Kadang perlawanan dibutuhkan walau harus mengangkat senjata. bukanlah kehancuran yang diharapkan, tetapi sebuah perubahan. Kadang di dalam sebuah perlawanan ada kehormatan. walau harus di bayar dengan kematian. Untuk apa kita hidup dalam sebuah penindasan? Apakah layak kita hidup dan mati dalam penindasan? tidak, tapi kita berhak untuk mempunyai sebuah harapan. Kemerdeekaan kita dapatkan bukanlah untuk membiarkan orang sebangsa menjajah bangsanya sendiri. Hidup kita yang sudah terlena dengan semua yang serba barat dan serba modern telah menghilangkan jati diri kita. jiwa kita sebagai bangsa yang besar hilang sudah. kita sudah tidak tahu siapa diri kita. ketidak tahuan akan diri kita telah menciptakan penjajahan luar bisa kepada diri kita sendiri dan bangsanya sendiri. kemiskinan, penindasan, ketidakadlian, kebodohan semua dianggap biasa. seolah sudah tidak ada hubungan saudara di antara kita sebagai bangsa Indonesia. Bangsa kita tinggal menunggu kehancuran jika kita tidak melakukan perubahan.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-78998610039030861892009-12-04T16:52:00.000-08:002009-12-04T17:18:52.512-08:00KETIKA RASA KEADILAN ITU HIILANGOleh: Syafiq El_Mijeni<br /><br />Akhir-akhir ini kita telah disuguhi pemberitaan yang membuat kita tercengang, atau lebih tepatnya membuat kita prihati. pemberitaan di mana di situ dipertontonkan bagaimana hukum di Indonesia dapat diatur sesuai keinginan oleh orang yang mempunyai kekuatan. Bagaimana hukum di Indonesia ditelanjangi dan diperkosa oleh para mafia hukum.<br />Kita bisa melihat bobroknya penegakan hukum dengan melihat realitas yang terjadi di Indonesia sekarang ini. Sebagai contoh adalah kasus yang terjadi Ibu minah yang hanya mengambil tiga buah kopi coklat harus duduk di kursi pesakitan dengan tuduhan pencurian. Atau kasus empat orang pemungut kapuk yang harus mendekam di penjara dan menghadapi tuduhan pencurian. Mereka adalah contoh orang-orang yang hanya berusaha mempertahankan hidup mereka tanpa bertujuan untuk mencuri.<br />Dan coba kita lihat apa yang terjadi pada mereka orang-orang yang punya kekuatan dan kekuasaan bebas melenggang hingga sekarang. Masih banyak para koruptor yang masih melenggang bebas, atau anggodo yang merencanakan kriminalisasi terhadap pimpinan KPK masih bebas hingga sekarang. dan kasus terbaru adalah tentang kasus jaksa pengedar ratusan butir narkoba hanya divonis satu tahun penjara, tetapi seorang supir yang hanya membawa satu butir narkoba divonis empat tahun penjara. Kasus ini belum termasuk fakta bagaimana perlakuan penegak hukum terhadap pencuri ayam dan perlakuannya terhadap pencuri uang rakyat yang sangat jauh dari nilai-nilai keadilan.<br />Inilah gambaran tentang hilangnya rasa keadilan di Indonesia. Rakyat kecil sudah tidak bisa lagi menikmati keadilan di negeri ini. Keadilan hanya untuk orang-orang yang punya kekuasaan atau punya banyak uang. Harus ada reformasi total pada lembaga hukum kita, atau kalo perlu revolusi. Keadilan harus bisa dirasakan oleh semua kalangan, tidak untuk kalangan tertentu saja yang punya kekuasaan.Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-78334123579973688092009-11-19T18:01:00.002-08:002009-11-19T18:04:37.800-08:00PERSATUAN MODAL AWAL DALAM PERGERAKAN<p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:150%"> <p class="MsoNormal" align="center" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt; text-align:center;line-height:150%"><span style="mso-ignore:vglayout;position: absolute;z-index:-1;left:0px;margin-left:0px;margin-top:0px;width:377px; height:456px"><img width="377" height="456" src="file:///C:\DOCUME~1\masyfu\LOCALS~1\Temp\msohtmlclip1\01\clip_image002.jpg" shapes="_x0000_s1026" /></span><b><span style="'font-size:12.0pt;">Oleh: Syafiq El_Mijeni</span></b></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;">Pergerakan mahasiswa dalam perjalanannya tidaklah semulus dan semudah yang dibayangkan</span><span lang="IN" style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:">. Akan banyak ujian yang akan dilalui dalam perjuangannya. ujian itu bisa datang dari dalam maupun dari luar. Dari sekian banyak masalah yang dihadapi peregerakan mahasiswa, hal yang paling mengkhawatirkan adalah perpecahan. Karena akan sangat sulit bagi mahasiswa untuk melakukan dinamika organisasi tanpa adanya persatuan. Kita tidak akan bisa saling berdiskusi dan bertukar informasi jika yang ada di dalam hati kita hanya ada rasa benci dam ingin saling menjatuhkan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="IN" style="'font-size:">Persatuan di sini bukanlah berarti kita harus selalu satu pikiran dan satu pendapat. Karena dalam pergerakan banyak kepala yang berbeda-beda yang berfikir. Kadang dalam masalah-masalah tertentu kita bisa saja berbeda</span><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;font-family:"> pemikiran</span><span lang="IN" style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;">, karena dengan perbedaan inilah terjadi proses pembelajaran dalam organisasi. Tentunya perbedaan yang ada bukanlah perbedaan yang terkait dengan masalah ideologi, visi dan misi gerakan. Karena ideologi, visi dan misi gerakan adalah ibarat ruh dalam pergerakan itu. Pergerakan itu bisa hidup dan berjalan karena berkumpul orang-orang yang </span><span style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;">punya ideology yang sama, punya visi dan misi yang sama.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;">Dalam perjalanannya, pergerakan mahasiswa akan mengalami resistensi antar anggota satu sama lain atau bahkan dengan organ ekstra lainnya. Resistensi itu mungkin saja terjadi karena </span><span lang="IN" style="'font-size:12.0pt;line-height:150%;">banyaknya pemikiran yang ada dalam satu pergerakan. Masing-masing orang ingin agar pendapatnya didengar dan diikuti oleh yang lainnya. Tetapi inilah pendidikan yang sangat baik bagi mahasiswa jika saja mereka dapat menghadapinya dengan pikiran yang dewasa. Reistensi yang terjadi adalah bagian dari pendidikan pendewasaan para kader untuk menghadapi permasalahan di dunia nyata. Karena pergerakan merupakan miniatur kehidupan sosial yang tidak bisa dipisahkan dari permasalahan.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;">Tetapi yang harus diingat adalah bahwa resistensi yang terjadi adalah hanya merupakan bagian dari pembelajaran, bukan perpecahan yang justru akan menghancurkan organisasi sendiri. Perbedaan pendapat jangan sampai menjadi alas an untuk melegalkan perseteruan dan perpecahan yang kemudian memunculkan gerakan baru dalam pergerakan itu sendiri. Tetapi juga, tidak boleh ada yang memaksakan kehendak dari pemikiran seseorang, menganggap lebih senior, lebih berpengalaman, lebih pintar, merupakan orang tua dari yang lainnya karena itu akan mengakibatkan kecenderungan dari sebagian kader yang merasa diremehkan untuk menjauhi diri yang lain dan membentuk gerakan sendiri.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span style="'font-size:12.0pt;">Harus ada persatuan dalam pergerakan sebagai modal awal dalam pembelajaran dan perjuangan para kadernya. Persatuan yang dijiwai oleh rasa ukhuwah, saling percaya, saling menghargai dan saling menghormati. Bagaimana kita akan belajar menjadi dewasa jika tidak ada keinginan untuk bersatu dan saling mengerti antara satu sama lain? Bagaimana kita akan berjuang merubah kondisi bangsa jika organisasi yang menjadi wadah perjuangannya </span><span lang="IN" style="'font-size:12.0pt;">mengalami perpecahan di dalam dirinya sendiri? Apakah para mahasiswa akan bisa merubah bangsa yang besar ini jika mereka sendiri tidak bisa menjaga persatuan antar kader?</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="IN" style="'font-size:">Pergerakan mahasiswa ada bukan karena persamaan nasib yang terjadi di antara mahasiswa, bukan juga perkumpulan para mahasiswa yang terikat oleh persamaan latar belakang keagamaan atau kesukuan saja dan bukan juga sekedar mahasiswa yang bergabung dan bersatu menjadi satu kesatuan yang lebih mengutamakan kesatuan suara dan menghindari perbedaan pendapat. Tetapi, pergerakan merupakan wadah pembelajaran sekaligus perjuangan mahasiswa.</span></p> <p class="MsoNormal" style="margin-bottom:0cm;margin-bottom:.0001pt;text-align: justify;text-indent:36.0pt;line-height:150%"><span lang="IN" style="'font-size:">Merupakan wadah pembelajaran karena di sinilah para mahasiswa akan belajar untuk bersikap dewasa dalam menghadapi berbagai masalah, belajar untuk menjadi orang yang berguna bagi keluarga, bangsa dan agama, belajar menjadi orang yang kritis yang berani mengkritisi. Merupakan wadah perjuangan karena di sinilah berkumpul para mahasiswa yang ingin berjuang memperbaiki kondisi bangsa sesuai kapasitasnya sebagai mahasiswa.</span></p><b><span style="'font-size:12.0pt;"></span></b><p></p>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-35284498757136158522009-07-20T16:26:00.001-07:002009-07-20T16:28:43.481-07:00PEMILWA STAIN Purwokerto 2009: AJANG PEMBUKTIAN KEDEWASAAN MAHASISWA<div style="text-align: center;"><span style="font-weight: bold;font-family:Times New Roman,serif;" ><span style="font-size:100%;">Oleh: Syafiq el_Mijeni<br /></span></span> <span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;">(syafiqelmijeni.blogspot.com)</span></span></div> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;">Pemilwa semakin dekat, suhu politik antar elemen mahasiswa mulai menghangat, partai-artai politik mulai menyiapkan para calonnya untuk dilandingkan menjadi ketua BEM-P, BEM-J, DEMA dan SEMA. Pemilwa yang kemungkinan akan dilaksanakan pada bulan juli ini akan diramaikan oleh beberapa partai yang berasal dari organisasi kemahasiswaan yang berbeda-beda yang </span></span><span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">tentunya membawa berbagai kepentingan yang berbeda-beda. Pemilwa ini tidak hanya sekedar media pembelajaran politik mahasiswa dalam berpolitik, tetapi merupakan ajang pembuktian eksistensi mereka di dataran kampus. Sebuah pembuktian seberapa besar ideologi dan wacana mereka dapat diterima para mahasiswa, khususnya mereka yang belum berorganisasi.</span></span></span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">Seperti halnya politik yang terjadi pada Pemilu Legislatif maupun Pemilu Presiden, </span></span></span><span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">kondisi Pemilwa yang merupakan miniaturnya tidaklah jauh berbeda. Di sana akan banyak terjadi kompetisi yang cukup panas dan tidak menutup kemungkinan akan menjadi kompetisi yang tidak sehat. Oleh karena itu, mahasiswa harus bersikap dewasa. Jangan sampai Pemilwa yang seharusnya menjadi pembelajaran demokrasi untuk para mahasiswa justru menjadi boomerang yang akan memecah persatuan dan persaudaraan mahasiswa. Jangan sampai Pemilwa yang dijadikan sebuah alat untuk mencari Pemimpin di tingkat intra kampus menjadi sebuah alat untuk mencari kekuasaan hanya karena egoisme pribadi dan golongan yang akhirnya akan merugikan bagi seluruh mahasiswa STAIN Purwokerto.</span></span></span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">Sedikitnya </span></span></span><span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">partisispasi pada Pemilwa tahun lalu haruslah menjadi pelajaran berharga bagi kita semua. Jangan sampai kita hanya terfokus untuk dapat memenangkan partai masing-masing atau calon yang kita usung. Karena, tingkat partisipasi mahasiswa dalam Pemilwa adalah suatu hal yang vital. Apalah artinya Pemilwa yang hanya diikuti oleh segelintir mahasiswa yang merupakan aktifis organisasi sehingga seolah-olah Pemilwa adalah ajang politik para aktifis saja. Apalah arti Pemilwa jika sampai yang terpilih adalah orang-orang yang tidak punya kempetensi dan loyalitas terhadap almamater, agama dan bangsa.</span></span></span></p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> <span style="font-family:Times New Roman,serif;"><span style="font-size:100%;"><span lang="id-ID">Kita harus mengawal Pemilwa ini bersama-sama, jangan sampai terjadi kecurangan yang akan membawa kepada perpecahan. Jangan sampai terjadi kampanye hitang dengan cara saling menjatuhkan satu sama lain. Jangan sampai Pemilwa ini hanya sebuah alat untuk mencari kekuasaan, tetapi menjadi sebuah alat pembelajaran. Siapapun yang terpilih nanti wajib kita dukung. Dukungan itu tidak harus berupa masuk dalam struktur kepengurusan, tetapi pengawalan dan partisipasi terhadap kegiatan yang diadakan merupakan salah satu cara yang bisa kita lakukan. Dukungan itu wajib bagi kita agar semua kegiatan tetap ditujukan untuk kepentingan para mahasiswa. Saatnya kita buktikan kedewasaan kita pada Pemilwa tahun ini.</span></span></span></p>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-58887358059173129202009-07-20T16:05:00.000-07:002009-12-01T18:08:04.965-08:00TRAGEDI LEMBAH KEMATIAN<div style="text-align: center;"><b>Oleh: Syafiq El Mijeni<br /></b></div> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"><img src="file://localhost/C:/DOCUME%7E1/inet/LOCALS%7E1/Temp/moz-screenshot.jpg" alt="" /> Di malam hari yang sunyi, Ketika Akram sedang tertidur pulas di rumahnya terdengar suara orang berteriak “Masjid dibakar”. Akram terjaga dari tidurnya, dia berlari dengan cepat menghampiri sumber suara tadi. Ketika sampai, sudah banyak laki-laki dengan menenteng senjata berkerumun. “Ada apa?” Tanya Akram kepada temanya Umar yang juga merupakan Panglima Perang di desa itu. “Masjid di desa putih di bakar orang-orang utara (orang-orang salib)”, jawab Umar. Kemudian Umar bertanya kepada si pembawa berita “kapan kejadiannya, apa ada korban?”, si pembawa berita menangis dan dengan lirih menjawab “waktu syalat isya, sekitar dua puluh jama’ah syahid”. Umar berjalan ke depan kerumunan dengan muka memerah dan berseru “Dua puluh saudara kita telah dibantai tanpa sebab ketika sedang beribadah, benar-benar telah melampaui batas apa yang dilakukan orang-orang salib itu. Saatnya kita mengangkat senjata, allah telah memanggil kita, kumpulkan perbekalan, pagi-pagi sekali kita berangkat. Allahu Akbar… Allahu Akbar… Allahu Akbar…”</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Suara takbir bergema seketika, tanpa komando mereka membubarkan diri dan kembali ke rumah masing-masing untuk menyiapkan diri. Pagi-pagi buta, selesai shalat subuh, orang-orang sudah berkumpul di depan masjid. Sekitar tiga ratus laki-laki dengan ikat kepala putih melilit di kepala telah berkumpul dengan muka memerah penuh emosi, tatapan mereka seperti tatapan singa yang ingin mencabik-cabik mangsanya. Akram hanya memandangi mereka dan dalam hatinya bertanya “Apakah ini benar-benar perang suci atau hanya rekayasa untuk memecah belah kita”. Umar menepuk pundak Akram dari belakang dan bertanya kepadanya “Engkau tidak ikut?”. “Apakah ini benar-benar perang suci? Apakah kita akan saling membunuh? Bukankah kita semua bersaudara?” Akram balik bertanya. Kemudia Umar menunjuk ke dada Akram dan berkata “Jawaban itu ada di dalam hatimu”.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Umar dan pasukanya pergi meninggalkan desa untuk bergabung dengan pasukan lain di desa putih. Dari atas kuda Umar berkata kepada Akram “Dulu kamu adalah panglima perang yang hebat… Jika berubah pikiran aku dan pasukanku menunggu kamu di desa putih”. “Semoga Allah Bersamamu”, jawab Arkam sambil tersenyum. Arkam duduk di serambi masjid hingga siang hari, kemudian dia pulang ke rumahnya, ketika dia baru saja masuk ke rumah dan duduk di kursi rumahnya tiba-tiba Ibu Arkam berkata kepadanya dengan lirih tapi sangat dalam hingga hati Arkam pun bergetar, “Sungguh alangkah bahagianya ibu jika ayahmu masih hidup dan menggantikanmu pergi berjihad”. Sontak Arkam berdiri dan berjalan menuju ibunya kemudian dia mencium kaku ibunya, “Semoga Allah menjaga Ibu”, kemudian Arkam mengambil pedang ayahnya yang tergantung ditembok kamarnya dan mempersiapkan bekal untuk segera pergi. Dia memacu kudanya dengan kencang agar dapat bergabung dengan kawan-kawanya yang telah berangkat lebih dulu.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Senja kuning kemerah-merahan memancarkan sinar kemuraman ketika Akram keluar dari batas desa. Akram menghentikan langkah kudanya. Bertanya dalam hati, “pesan apa yang hendak disampaikan langit kepadaku” Akram tertegun penuh tanya, kemudian dia memalingkan wajah ke sisi kanannya, “Subhanallah” kata pertama yang terlontar dari mulutnya ketika melihat hamparan padi hijau tertiup angin seakan-akan sang padi tengah melambai-lambaikan tangannya. Bertanya dalam hati “Apakah aku akan benar-benar akan meninggalkan desaku?”, kemudian Akram turun dari kudaku dan duduk di atas batu besar di pinggir sawah. Hatinya semakin ragu untuk pergi, “aku takut” katanya dalam hati, Akram duduk termenung cukup lama sampai gelapnya malam yang menutup keindahan padi nan hlijau menyadarkannya.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Akram segera mengambil air whudu di sungai kecil yang memisahkan sawah dan jalan. Kemudian dia shalat di atas batu besar yang didudukinya tadi. Kemudian Akram berdzikir hingga wakti Isya tiba dan kemudian ia melaksanakan shalat Isya dan berdzikir kembali, selesai berdzikir dengan mantap dia bergegas menuju kudanya, dia mengambil pedang yang diletakkannya di atas pelana kuda, diacungkan pedangnya ke arah langit seraya berteriak “Ya Allah… Jika ini panggilan-Mu, maka akan kutebas dengan pedangku apapun yang menghalangiku”. Kemudian Akram kembali ke atas batu besar dan duduk di sana sepanjang malam menunggu pagi dengan pedang tetap tergenggam kuat di tangan kanannya. “Laa Ilaaha Illallahu Muhammadur Rasulullah”, hanya itu kata-kata yang keluar dari mulutnya. Ketika subuh tiba segera dia mengambil air wudhu dan melaksanakan sholat dan berdzikir kembali. Setelah selesai, bergegas dia naik ke atas pelana kudanya dan memacu kudanya dengan cepat.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Di tengah perjalanan, Arkam melihat seorang pasukan dari desa salib yang terkapar di pinggir sungai dengan baju yang berlumuran darah menatap Arkam dengan tatapan yang tajam penuh kebencian. Arkam pun turun dan berniat untuk membunuhnya, dia menghunuskan pedangnya, tetapi ketika dia akan menebaskan pedangnya, si pemuda itu berkata “Kenapa kalian menyerang desa kami? Apa salah kami?”. Seketika Arkam tersentak kaget bukan main. Dia pun menjawab “Bukankah kalian yang menghancurkan masjid kami?”. “Bagaimana mungkin kami menyerang kalian sedangkan tadi malam adalah malam natal dan kami semua berkumpul dengan keluarga kami”. Arkam kemudian membantu pemuda itu duduk dan mengobati luka pemuda itu. “siapa namamu?”, Tanya Arkam, “Samuel”, jawab si pemuda. Arkam menepuk pundak pemuda itu dan berkata “Kamu terlalu muda untuk bertempur”, “bagaimana saya tinggal diam ketika melihat gereja kami dibakar ketika malam natal kami?” sahut Samuel.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Mereka berdua duduk di pinggir sungai dan saling mengintrogasi satu sama lain. Mereka duduk di sana cukup lama, Arkam sangat terkejut setelah mendengar cerita dari Samuel, begitupun Samuel. “Sebenarnya siapa yang menyerang masjid dan gereja?” Tanya Samuel, “pasti ada yang sengaja untuk mengadu domba kita” jawab Arkam. Arkam kemudian bertanya kepada Samuel “Kenapa kamu bisa sampai di sini?”. Samuel menjawa “Di hulu sungai ini sekitar lima ratus pasukan pengintai pimpinan Jendral Gabriel yang bodoh menyergap sekitar tiga ratus pasukan Muslim dan aku terkena sabetan pedang sehingga tercebur ke sungai”. “apakah mereka menggunakan ikat putih di kepala mereka”, Tanya Arkam, “Ya, yang kulihat semuanya tewas, bahkan mungkin pasukan pengintai jendral Gabriel pun tak lebih dari seratus orang yang selamat, itu karena kebodohan mereka sendiri” jawab Samuel. “Kenapa” Tanya Arkam, “Bagaimana mungkin menyergap pasukan berkuda dengan tiba-tiba hanya bermodalkan pedang dan sedikit busur? Walaupun kita menang tetapi jumlah korban kita justru lebih banyak dari mereka” jawab Samuel.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Arkam pun tersenyum dan berkata, “kita telah diadu domba, segeralah pulang dan sampaikan apa yang telah kita bincangkan ini kepada pemimpinmu. Saya akan berusaha untuk menghentikan perang ini semampuku. Ratusan ribu pasukan selatan pimpinan Jendral Ali sudah bergerak menuju utara, jika perang benar-benar pecah maka tragedi kemanusiaan akan terjadi di bumi kita ini.” Pemuda itu bergegas kembali ke pasukannya dan Arkam pun segera memacu kudanya menuju pasukan selatan yang jaraknya tak kurang dari datu hari dari pasukan utara. Ketika sampai lembah kematian, Arkam berhenti memacu kudanya, dia terdiam melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Ratusan ribu mayat telah mengubah warna yang hijau itu menjadi merah darah. Darah mengalir ke sungai sehingga mengubah warna sungai itu menjadi merah darah. Arkam memandangi langit dan berkata “Inikah yang ingin engkau sampaikan kepadaku?”. Arkam kemudian berlari menuju perkemahan jendral Ali dan menceritakan apa yang telah dia dengar kepadanya. Ketika Arkam baru saja selesai bercerita seorang prajurit dan dengan nafas terengah-engah, “ada apa?” Tanya jendral Ali, “Orang-orang barat menjarah desa-desa kita dan juga desa–desa orang timur”. Dengan nada lirih jendral Ali berkata “Kita benar-benar telah permainkan oleh orang-orang barat”. Tak lama berselang, jendral Samuel dating ke tenda jendral Ali dengan mata yang berkaca-kaca menahan tangis. “Apa yang harus kita lakukan sekarang? Bahkan pasukan kita pun jika digabung tak akan mampu untuk menghadapi pasukan barat” keluh jendral Samuel. Dengan tersenyum jendral Ali berkata “Kita telah dihancurkan oleh nafsu kita satu kali, jangan sampai itu terulang lagi, kita masih punya Tuhan, tidak usah kita mencari mereka, karena saya yakin mereka yang akan mencari kita untuk membinasakan sisa-sisa kekuatan kita, yang harus kita lakukan adalah bersatu”.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Ternyata apa yang telah perkirakan jendral Ali terbukti, ratusan ribu pasukan barat datang bergelombang seperti ombak yang akan menghancurkan apa yang dilewatinya. Jendral Ali dan jendral Gabriel membuat sebuah persekutuan untuk menghadapi pasukan barat bersama-sama. Dengan keyakinan terhadap pertolongan dari Tuhan dan kemampuan setrategi Arkam, pasukan sekutu ini benar-benar telah siap menghadapi pasukan yang jumlahnya sepuluh kali lebih besar dari mereka. Perang pun pecah, pasukan barat yang telah terlena dengan kekuatan mereka menyerang dengan cepat, tetapi pasukan jendral Ali dan jendral Gabriel dapat bertahan dengan setrategi yang dibuat oleh Arkam. Mayat-mayat pasukan barat terus bergelimpangan. Akhirnya pasukan barat mundur dengan meninggalkan mayat-mayat saudara-saudara mereka yang jumlahnya lebih dari sepertiga jumlah mereka.</p> <p style="text-indent: 1.27cm; margin-bottom: 0cm; line-height: 150%;" align="justify"> Kemenangan pun diraih, para prajurit utara dan selatan bersorak penuh kegembiraan. Di tengah keramaian kegembiraan itu, Arkam naik ke atas kudanya dan berkata “Saudaraku, ingatlah bahwa sekuat apapun kita, jika nafsu yang menguasai kita maka kebinasaanlah yang akan kita dapatkan, lembah kematian ini telah menjadi saksi bahwa nafsu kita telah dihancurkan oleh hawa nafsu kita sendiri”. Arkam pun kemudian pulang ke desanya. Di desa dia berkata dengan air mata yang menetes membasahi mukanya kepada penduduk desa “kita telah dihancurkan oleh nafsu kita, jangan biarkan mereka menghancurkan kita lagi, sudah cukup darah laki-laki terbaik desa ini tumpah. Hiduplah dengan damai bersama saudara-saudaramu. Janganlah kita termakan fitnah yang justru akan menghancurkan kita”.</p>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-17322056871787137942009-06-27T17:30:00.001-07:002010-09-02T01:07:47.473-07:00Jejak Pejuangan KH Nachrowi (Pamijen-Sokaraja)<a onblur="try {parent.deselectBloggerImageGracefully();} catch(e) {}" href="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5FiLMBbM2xJssdvisFgHdY8iXLJxiaJqUd_6GbncW9bFuuwXZ2Scn8xuS9gHb3Q-qszH_Bo_lYc63sYDlMQszCRMNb4ADlOT0QHJZ6lQUiqyQq0K7y3js9tnF_V2fNnStbNpFWlEdrMI/s1600/16440_106444899365636_100000003791132_158739_4974979_n.jpg"><img style="float:left; margin:0 10px 10px 0;cursor:pointer; cursor:hand;width: 240px; height: 320px;" src="https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEh5FiLMBbM2xJssdvisFgHdY8iXLJxiaJqUd_6GbncW9bFuuwXZ2Scn8xuS9gHb3Q-qszH_Bo_lYc63sYDlMQszCRMNb4ADlOT0QHJZ6lQUiqyQq0K7y3js9tnF_V2fNnStbNpFWlEdrMI/s320/16440_106444899365636_100000003791132_158739_4974979_n.jpg" border="0" alt="" id="BLOGGER_PHOTO_ID_5410444117824755938" /></a><br />Oleh: Syafiq El_Mijeni<br /><p><br /></p><div style="text-align: justify;" align="justify"> Beliau dilahirkan di desa Dawuhan Kulon kec. Kedungbanteng Banyumas. Beliu menimba ilmu di Kedung Paruk, Mersi kepada Syeik Abdul Jamil. kehidupannya penuh dengan kesederhanaan dan perjuangan. hidupnya sebagian besar diberikan untuk dakwah Islam. Setelah menikah dengan Nyai Parsinah beliau tinggal di desa Pamijen kec. Sokaraja yang dulu merupakan desa abangan di mana nilai-nilai Islam sangatlah sedikit menyinari kehidupan para warganya. KH. Nachrowi dalam perjuangan di Pamijen bukanlah hal yang mudah, tetapi penuh dengan suka dan duka. Banyak tantangan dari masyarakat sekitar.<br />walaupun beliau hanya bekerja sebagai seorang penjual burung yang tidak pasti penghasilannya, beliau tidak pernah lupa untuk berjuang untuk Islam. bahkan perut rela diikat untuk dakwah Islam dan untuk kehidupan keluargannya. Beliaulah sang Ulama yang telah memberikan pondasi keagamaan khususnya untuk warga Pamijen.</div><div style="text-align: justify;" align="justify">Beliau wafat pada hari senin manis 30 oktober 1987. Beliau mempunyai sebelas putra dan putri, beberapa di antaranya telah menjadi penerus perjuangan beliau khususnya di desa pamijen seperti KH. Faedurrahman dan Kyai Abdussalam. inilah sekilas tentang kehidupan Ulama dari Sokaraja, Si Mbah KH. Ncahrowi..<br /></div>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-1666393015837849519.post-1462615739107684602009-06-27T17:11:00.000-07:002009-12-01T18:11:42.276-08:00MAHASISWA PERGERAKAN<div style="text-align: justify;" align="left"><span style="font-family:webdings;">Oleh: Syafiq El_Mijeni</span></div><div style="text-align: justify;" align="left"><span style="font-family:webdings;"><br /></span></div><div style="text-align: justify;"><span style="font-family:webdings;">Kebanggaan, mungkin adalah perasaan yang pertama kali kita rasakan ketika menjadi seorang mahasiswa. Rasa bangga karena telah berhasil melalui masa sekolah dan masuk ke perguruan tinggi di mana tidak semua orang bisa merasakannya. Rasa bangga karena menjadi mahasiswa berarti telah mendapat tempat yang istimewa di tengah masyarakat. Rasa bangga karena eksistensi kita mulai diakui di lingkungan keluarga maupun masyarakat.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Tetapi, di saat kebanggaan dan kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada kita sebagai mahasiswa ternyata tanggung jawab sosial yang sangat besar telah dipikulkan kepada kita. Tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi bangsa dari keterpurukannya karena ulah para manusia-manusia serakah yang memanfaatkan kekuasaanya untuk memperkaya diri sendiri. Tanggung jawab untuk memberikan harapan baru kepada rakyat yang telah putus asa dipermainkan para politikus-politikus busuk dengan janji-janji kosongnya.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Sungguh tidak pantas seseorang menyebut dirinya sebagai mahasiswa jika ia sendiri menutup mata dengan apa yang sedang terjadi pada bangsa ini. Pendidikan yang tidak berpihak kepada orang-orang miskin, di mana hanya orang-orang yang kaya dan yang cerdas yang berhak mendapat pendidikan yang layak. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya memihak kepada orang-orang yang berduit. Tak ada lagi jaminan kesejahteraan hidup bagi rakyat miskin. Rakyat miskin selalu dibuai dengan janji-janji kosong yang tak pernah dilaksanakan.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Mahasiswa yang cerdas yang mempunyai IPK yang tinggi tetapi tidak mempunyai kepekaan sosial dan akhlak yang baik tak lebih hanya akan menjadi generasi penerus para tikus-tikus berdasi yang selama ini telah menghabiskan harta rakyat dan mengeksploitasi kekayaan bangsa ini. Dan bagi mahasiswa yang bodoh yang tidak mempunyai kepekaan sosial dan akhlak yang baik tak lebih hanya akan menjadi sampah masyarakat yang akan setia membantu para tikus berdasi untuk memperkaya dirinya. Mahasiswa harus mempunyai jiwa sosial yang tinggi. tidak rela melihat kedzaliman dan ketidakadilan. Jiwa sosial yang tinggi juga harus diikuti dengan jiwa pergerakan. Selalu bergerak maju menuju perubahan yang lebih baik. Bergerak maju melawan kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilan.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Sekarang ini sungguh ironis apa yang sedang terjadi pada para mahasiswa sebagai tumpuan harapan masa depan bangsa yang besar ini. Banyak dari sahabat-sahabat kita para mahasiswa sudah tidak lagi memikirkan kepentingan rakyat. Jangankan kepentingan rakyat, kuliah pun hanya sekedar mengisis absen. Mereka lebih senang untuk menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan jauh dari nilai-nilai agama dan social. Mereka lebih suga menghabiskan waktu mereka bersama teman dekatnya, berkumpul membicarakan hal-hal yang tidak perlu, melek semalaman di tempat PS atau di Warnet hanya untuk membuka-buka hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan hal yang berbau pornografi.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Jika keadaannya seperti ini, apakah bangsa kita masih mempunyai harapan untuk bangkit dari keterpurukan? Bangkit dari keterpurukan di mana generasi mudanya sudah tidak lagi sadar bahwa bangsa mereka sedang terpuruk. Sadar bahwa merekalah yang akan menggantikan perjuangan orang-orang tua mereka untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini. Bangsa keturunan Majapahit yang kuat. Bangsa yang gemah limpah loh jinawi. Bangsa yang relligius, mrah senyum dan berbudaya. Mahasiswa adalah intelektual muda bangsa ini,di tangannya lah masa depan bangsa ini dipertaruhkan. </span><br /><span style="font-family:webdings;">Mahasiswa pergerakan bukanlah orang-orang yang diam. Tetapi adalah orang-orang yang selalu bergerak menuju perubahan yang lebih baik. Selalu berjuang sebagai penyambung lidah rakyat dengan pemerintah. Memperjuangkan kepentingan rakyat dan mengontrol perilaku para birokrat. Tidak akan menerima semua bentuk ketidakadilan. Selalu bergerak melakukan perubahan tidak diam dalam keterpurukan. Mereka adalah kumpulan orang-orang yang tidak hanya terikat oleh persamaan ideologi, tetapi juga karena mempunyai visi dan misi perjuangan yang sama. Mereka bukanlah kumpulan orang-orang yang suka mengalah demi menjaga persatuan dan kebersamaan dalam perjuangan, tetapi mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko perpecahan demi mempertahankan arah perjuangan dan nilai-nilai pergerakan. Karena sesungguhnya persatuan dalam kesalahan adalah ibarat laron yang keluar dari sarangnya.</span><br /><span style="font-family:webdings;">Mahasiswa pergerakan adalah para mahasiswa yang berjiwa militansi tinggi, bersikap kritis dan berani. Perjuangan adalah hidupnya dan ketakutan adalah kekalahanya. Mereka selalu berusaha untuk menjalankan amanah yang dipikulkan oleh rakyat kepada mereka. Bahkan mereka akan terus memperjuangkan kepentingan rakyat ealaupun setelah dia tidak lagi menjadi seorang mahasiswa. </span><br /></div>Syafiq _ ThE PuTu Of ReKsA BuMihttp://www.blogger.com/profile/14397687924955116702noreply@blogger.com0