Pages

Subscribe:

Ads 468x60px

Sabtu, 27 Juni 2009

Jejak Pejuangan KH Nachrowi (Pamijen-Sokaraja)


Oleh: Syafiq El_Mijeni


Beliau dilahirkan di desa Dawuhan Kulon kec. Kedungbanteng Banyumas. Beliu menimba ilmu di Kedung Paruk, Mersi kepada Syeik Abdul Jamil. kehidupannya penuh dengan kesederhanaan dan perjuangan. hidupnya sebagian besar diberikan untuk dakwah Islam. Setelah menikah dengan Nyai Parsinah beliau tinggal di desa Pamijen kec. Sokaraja yang dulu merupakan desa abangan di mana nilai-nilai Islam sangatlah sedikit menyinari kehidupan para warganya. KH. Nachrowi dalam perjuangan di Pamijen bukanlah hal yang mudah, tetapi penuh dengan suka dan duka. Banyak tantangan dari masyarakat sekitar.
walaupun beliau hanya bekerja sebagai seorang penjual burung yang tidak pasti penghasilannya, beliau tidak pernah lupa untuk berjuang untuk Islam. bahkan perut rela diikat untuk dakwah Islam dan untuk kehidupan keluargannya. Beliaulah sang Ulama yang telah memberikan pondasi keagamaan khususnya untuk warga Pamijen.
Beliau wafat pada hari senin manis 30 oktober 1987. Beliau mempunyai sebelas putra dan putri, beberapa di antaranya telah menjadi penerus perjuangan beliau khususnya di desa pamijen seperti KH. Faedurrahman dan Kyai Abdussalam. inilah sekilas tentang kehidupan Ulama dari Sokaraja, Si Mbah KH. Ncahrowi..

MAHASISWA PERGERAKAN

Oleh: Syafiq El_Mijeni

Kebanggaan, mungkin adalah perasaan yang pertama kali kita rasakan ketika menjadi seorang mahasiswa. Rasa bangga karena telah berhasil melalui masa sekolah dan masuk ke perguruan tinggi di mana tidak semua orang bisa merasakannya. Rasa bangga karena menjadi mahasiswa berarti telah mendapat tempat yang istimewa di tengah masyarakat. Rasa bangga karena eksistensi kita mulai diakui di lingkungan keluarga maupun masyarakat.
Tetapi, di saat kebanggaan dan kehormatan yang diberikan oleh masyarakat kepada kita sebagai mahasiswa ternyata tanggung jawab sosial yang sangat besar telah dipikulkan kepada kita. Tanggung jawab untuk memperbaiki kondisi bangsa dari keterpurukannya karena ulah para manusia-manusia serakah yang memanfaatkan kekuasaanya untuk memperkaya diri sendiri. Tanggung jawab untuk memberikan harapan baru kepada rakyat yang telah putus asa dipermainkan para politikus-politikus busuk dengan janji-janji kosongnya.
Sungguh tidak pantas seseorang menyebut dirinya sebagai mahasiswa jika ia sendiri menutup mata dengan apa yang sedang terjadi pada bangsa ini. Pendidikan yang tidak berpihak kepada orang-orang miskin, di mana hanya orang-orang yang kaya dan yang cerdas yang berhak mendapat pendidikan yang layak. Kebijakan-kebijakan pemerintah yang hanya memihak kepada orang-orang yang berduit. Tak ada lagi jaminan kesejahteraan hidup bagi rakyat miskin. Rakyat miskin selalu dibuai dengan janji-janji kosong yang tak pernah dilaksanakan.
Mahasiswa yang cerdas yang mempunyai IPK yang tinggi tetapi tidak mempunyai kepekaan sosial dan akhlak yang baik tak lebih hanya akan menjadi generasi penerus para tikus-tikus berdasi yang selama ini telah menghabiskan harta rakyat dan mengeksploitasi kekayaan bangsa ini. Dan bagi mahasiswa yang bodoh yang tidak mempunyai kepekaan sosial dan akhlak yang baik tak lebih hanya akan menjadi sampah masyarakat yang akan setia membantu para tikus berdasi untuk memperkaya dirinya. Mahasiswa harus mempunyai jiwa sosial yang tinggi. tidak rela melihat kedzaliman dan ketidakadilan. Jiwa sosial yang tinggi juga harus diikuti dengan jiwa pergerakan. Selalu bergerak maju menuju perubahan yang lebih baik. Bergerak maju melawan kebodohan, kemiskinan dan ketidakadilan.
Sekarang ini sungguh ironis apa yang sedang terjadi pada para mahasiswa sebagai tumpuan harapan masa depan bangsa yang besar ini. Banyak dari sahabat-sahabat kita para mahasiswa sudah tidak lagi memikirkan kepentingan rakyat. Jangankan kepentingan rakyat, kuliah pun hanya sekedar mengisis absen. Mereka lebih senang untuk menghabiskan waktunya dengan hal-hal yang tidak bermanfaat bahkan jauh dari nilai-nilai agama dan social. Mereka lebih suga menghabiskan waktu mereka bersama teman dekatnya, berkumpul membicarakan hal-hal yang tidak perlu, melek semalaman di tempat PS atau di Warnet hanya untuk membuka-buka hal-hal yang tidak bermanfaat atau bahkan hal yang berbau pornografi.
Jika keadaannya seperti ini, apakah bangsa kita masih mempunyai harapan untuk bangkit dari keterpurukan? Bangkit dari keterpurukan di mana generasi mudanya sudah tidak lagi sadar bahwa bangsa mereka sedang terpuruk. Sadar bahwa merekalah yang akan menggantikan perjuangan orang-orang tua mereka untuk mengembalikan kejayaan bangsa ini. Bangsa keturunan Majapahit yang kuat. Bangsa yang gemah limpah loh jinawi. Bangsa yang relligius, mrah senyum dan berbudaya. Mahasiswa adalah intelektual muda bangsa ini,di tangannya lah masa depan bangsa ini dipertaruhkan.
Mahasiswa pergerakan bukanlah orang-orang yang diam. Tetapi adalah orang-orang yang selalu bergerak menuju perubahan yang lebih baik. Selalu berjuang sebagai penyambung lidah rakyat dengan pemerintah. Memperjuangkan kepentingan rakyat dan mengontrol perilaku para birokrat. Tidak akan menerima semua bentuk ketidakadilan. Selalu bergerak melakukan perubahan tidak diam dalam keterpurukan. Mereka adalah kumpulan orang-orang yang tidak hanya terikat oleh persamaan ideologi, tetapi juga karena mempunyai visi dan misi perjuangan yang sama. Mereka bukanlah kumpulan orang-orang yang suka mengalah demi menjaga persatuan dan kebersamaan dalam perjuangan, tetapi mereka adalah orang-orang yang berani mengambil resiko perpecahan demi mempertahankan arah perjuangan dan nilai-nilai pergerakan. Karena sesungguhnya persatuan dalam kesalahan adalah ibarat laron yang keluar dari sarangnya.
Mahasiswa pergerakan adalah para mahasiswa yang berjiwa militansi tinggi, bersikap kritis dan berani. Perjuangan adalah hidupnya dan ketakutan adalah kekalahanya. Mereka selalu berusaha untuk menjalankan amanah yang dipikulkan oleh rakyat kepada mereka. Bahkan mereka akan terus memperjuangkan kepentingan rakyat ealaupun setelah dia tidak lagi menjadi seorang mahasiswa.